Tuesday, March 25, 2008

Maafkan Ana Ukhti

Tatkala awan putih berubah kelabu

Rasa di hati mengharu biru

Mencoba tenang tapi tam pak ragu

Seakan ombak yang menderu

Segala rasa berkacemuk di hati

Mencoba mencerna yang tersirat

Dalam pesan yang membuat jantung berdegup

Ditengah gegap dan gagap

Sungguh ukhti, bukan maksud ana untuk menusuk hati

Entah bagaimana ana harus meminta

Semua terasa begitu samar

Semua terasa begitu nanar

Tak kuasa hati ini ukhti

Membereskan yang terserak

Merapikan yang beriak

Menenangkan yang bergejolak

Awan kelabu jakarta kini terasa begitu gelap

Tatkala permintaan maaf ini tak segera ditanggap

Bila permintaan maaf tidaklah cukup

Biarlah rangkaian kata ini menenangkan hati yang sempat terkesiap

Maafkan ana ukhti....

2 comments:

Anonymous said...

Wah hebat juga ternyata tulisan2nya. Bagus-bagus. Selamat pak Fithra atas peluncuran blog-nya. Btw, "ukhti" disitu siapa ya? :-)

fithra faisal hastiadi said...

Ukhti itu istri saya pak, itu puisi sebelum saya menikahinya. Puisi ini saya bikin karena waktu itu saya bikin salah, jadi minta maaf lewat puisi

Makasih banyak pak atas komentarnya